Satelit Saturnus, Enceladus tampaknya memang menyembunyikan waduk air jauh di bawah permukaannya. Data yang diambil dengan Ultraviolet Imaging Spectrograph (UVIS) milik Cassini menunjukan keberadaan alur partikel es dan uap air yang dimuntahkan keluar dari bulan tersebut. Data inilah yang kemudian diteliti oleh tim gabungan Jet Propulsion Lab di California, University of Colorado dan University of Central Florida di Orlando.
Hasilnya, tim yang dipimpin Professor Joshua Colwell menemukan sumber jalur muntahan tersebut berasal dari sebuah sumber air yang ada jauh di bawah permukaan. Tampaknya air disana mengalir keluar dari permukaan melalui sebuah lubang yang menjadi penghubung dengen kecepatan supersonik.
Saat ini hanya ada 3 tempat di Tata Surya yang diperkirakan memiliki air dalam betuk cair di dekat permukaan. Bumi, Satelit Jupiter - Europa dan sekarang Enceladus, Satelit Saturnus. Ketiga tempat ini memang menarik perhatian untuk diteliti lebih lanjut karena air merupakan materi dasar bagi kehidupan, dan memberi implikasi penting bagi penelitian di Tata Surya. Jika ternyata pemanasan berkala yang diperkirakan menyebabkan terjadinya geyser tersebut ditemukan dan merupakan fenomena umum dalam sistem keplanetan maka ini akan jadi sangat menarik. Karena bisa jadi kehidupan adalah hal yang umum dalam sistem keplanetan.
Hasil analisa tim ini juga membuktikan kebenaran teori tentang sumber jalur geyser memang berasal dari sumber air di bawah permukaan Enceladus. Sebuah konsep yang berlaku umum. Hal yang sama juga ditemukan di Bumi. Air dalam bentuk cair di Bumi berada jauh di bawah permukaan es Danau Vostok di Antartika.
Untuk kasus Enceladus, diyakini butiran es berkondensasi dari uap air yang lepas dari sumber air dan mengalir melalui retakan di kerak es sebelum lepas dari permukaan menuju angkasa.
Hipotesa lain yang diberikan oleh teori yang ada tampaknya tidak bisa digunakan dalam kasus Enceladus. Teori memprediksikan jalur gas dan debu yang teramati tersebut disebabkan oleh penguapan butiran es yang keluar ke angkasa saat gaya pasang surut Saturnus menyebabkan lubang yang ada di kutub selatan terbuka. Namun hasil yang ditemukan oleh tim peneliti menunjukan uap air yang keluar dari lubang tersebut pada tahun 2007 lebih banyak dari yang diprediksikan secara teori untuk tahun yang sama.
Hasil pengamatan memang menunjukan ketidakcocokan dengan waktu terbuka dan tertutupnya lubang atau jalur keluar tersebut sebagai akibat pasang surut. Selain itu hasil analisa menunjukan perilaku geyser sesuai dengan model matematika yang menjadikan lubang atau jalur keluar tersebut sebagai pipa penghubung uap air dari waduk air ke permukaan. Pengamatan pada cahaya terang dari bintang yang terhalang oleh geyser juga menunjukan kalau uap air tersebut membentuk semburan tipis. Semburan uap air tipis dengan kecepatan tinggi seperti itu hanya bisa terjadi pada temperatur yang mendekati titik leles es.
Saat ini belum ada kesimpulan akhir namun di masa depan Enceladus akan jadi target utama penelitian Cassni selama perpanjangan misinya pada bulan September 2010 dengan nama Misi Equinox.
Sumber : EurekAlert
Hasilnya, tim yang dipimpin Professor Joshua Colwell menemukan sumber jalur muntahan tersebut berasal dari sebuah sumber air yang ada jauh di bawah permukaan. Tampaknya air disana mengalir keluar dari permukaan melalui sebuah lubang yang menjadi penghubung dengen kecepatan supersonik.
Saat ini hanya ada 3 tempat di Tata Surya yang diperkirakan memiliki air dalam betuk cair di dekat permukaan. Bumi, Satelit Jupiter - Europa dan sekarang Enceladus, Satelit Saturnus. Ketiga tempat ini memang menarik perhatian untuk diteliti lebih lanjut karena air merupakan materi dasar bagi kehidupan, dan memberi implikasi penting bagi penelitian di Tata Surya. Jika ternyata pemanasan berkala yang diperkirakan menyebabkan terjadinya geyser tersebut ditemukan dan merupakan fenomena umum dalam sistem keplanetan maka ini akan jadi sangat menarik. Karena bisa jadi kehidupan adalah hal yang umum dalam sistem keplanetan.
Hasil analisa tim ini juga membuktikan kebenaran teori tentang sumber jalur geyser memang berasal dari sumber air di bawah permukaan Enceladus. Sebuah konsep yang berlaku umum. Hal yang sama juga ditemukan di Bumi. Air dalam bentuk cair di Bumi berada jauh di bawah permukaan es Danau Vostok di Antartika.
Untuk kasus Enceladus, diyakini butiran es berkondensasi dari uap air yang lepas dari sumber air dan mengalir melalui retakan di kerak es sebelum lepas dari permukaan menuju angkasa.
Hipotesa lain yang diberikan oleh teori yang ada tampaknya tidak bisa digunakan dalam kasus Enceladus. Teori memprediksikan jalur gas dan debu yang teramati tersebut disebabkan oleh penguapan butiran es yang keluar ke angkasa saat gaya pasang surut Saturnus menyebabkan lubang yang ada di kutub selatan terbuka. Namun hasil yang ditemukan oleh tim peneliti menunjukan uap air yang keluar dari lubang tersebut pada tahun 2007 lebih banyak dari yang diprediksikan secara teori untuk tahun yang sama.
Hasil pengamatan memang menunjukan ketidakcocokan dengan waktu terbuka dan tertutupnya lubang atau jalur keluar tersebut sebagai akibat pasang surut. Selain itu hasil analisa menunjukan perilaku geyser sesuai dengan model matematika yang menjadikan lubang atau jalur keluar tersebut sebagai pipa penghubung uap air dari waduk air ke permukaan. Pengamatan pada cahaya terang dari bintang yang terhalang oleh geyser juga menunjukan kalau uap air tersebut membentuk semburan tipis. Semburan uap air tipis dengan kecepatan tinggi seperti itu hanya bisa terjadi pada temperatur yang mendekati titik leles es.
Saat ini belum ada kesimpulan akhir namun di masa depan Enceladus akan jadi target utama penelitian Cassni selama perpanjangan misinya pada bulan September 2010 dengan nama Misi Equinox.
Sumber : EurekAlert
0 comments:
Post a Comment